Tuesday, June 4, 2013

hadis hadis part 5

8 Tingkatan Surga dan Calon Penghuninya :

Surga ( Al Jannah )
Suatu tempat di alam akhirat yang penuh dengan keselamatan, kesejahteraan, kesenangan, kenikmatan, kebahagiaan, serta kemuliaan yang abadi.
Allah SWT menjanjikan tempat ini bagi hamba-hambaNya yang beriman dan bertaqwa kepada Nya.
Nama-nama surga, tingkatan dan calon penghuninya :

1. Surga Firdaus
Diciptakan dari Emas
Calon penghuninya dijelaskan dalam surat Al – Mukminun ( 1 – 11 )
a) Orang – orang yang memelihara dan khusyuk dalam shalatnya.
b) Orang – orang yang menjauhkan diri dari ucapan dan perbuatan yang tiada berguna.
c) Orang – orang yang membayar zakat
d) Orang – orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istrinya.
e) Orang – yang memelihara amanat dan menepati janji

2. Surga AndDiciptakan dari Intan Putih
Penghuninya :
a) Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT ( QS An Nahl : 30 – 31 )
b) Orang yang beriman dan beramal shaleh ( QS Thaha : 75 -76 )
c) Orang yang berbuat baik ( QS Fathir : 32 – 33 )
d) Orang yang sabar, menginfakkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikkan ( QS Ar Rad : 22 – 23 )

3. Surga Na’imDiciptakan dari Perak Putih
Penghuninya :
Orang yang bertaqwa dan beramal saleh ( QS Al Qalam 34, Luqman 8, QS Al Haj 56 )

4. Surga Ma’waDiciptakan dari Zamrut Hijau
Penghuninya :
a) Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT ( QS An Najm 15 )
b) Orang yang beriman dan berama saleh ( QS As Sajdah 19 )
c) Orang yang takut pada kebesaran Allah SWT dan menahan hawa napsu buruk ( QS An Naziat 40 – 41 )

5. Surga DarusslamDiciptakan dari Yakut Merah
Penhuninya :
Orang yang kuat iman dan islamnya, memperhatikan ayat – ayat Alquran serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari karena Allah SWT ( QS Al An’am 127 )

6. Surga Darul MaqamahDiciptakan dari Permata Putih
Dihuni oleh orang yang kebaikkannya amat banyak, dan sangat jarang berbuat salah.

7. Surga Al Maqaamul AmiinDiciptakan dari Emas
Dihuni oleh orang yang keimanannya telah mencapai Muttaqien yakni orang yang benar-benar bertaqwa ( QS Ad Dukhan 15 )

8. Surga KhuldiDiciptakan dari Marjan Merah dan Kuning
Penghuninya adalah Orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya ( QS Al Furqan 15 )



ANCAMAN PELAKU BUNUH DIRI

sungguh mengherankan ketika manusia memilih bunuh diri menjadi solusi akhir dari semua permasalahan..

berharap masalah selesai tapi ternyata di akhirat benar-benar celaka..

Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi di tangannya, dia (akan) menikam perutnya di dalam neraka jahannam yang kekal (nantinya), (dan) dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa yang meminum racun lalu bunuh diri dengannya, maka dia (akan) meminumnya perlahan-lahan di dalam neraka jahannam yang kekal, (dan) dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung, dia akan jatuh ke dalam neraka jahannam yang kekal (dan) dikekalkan di dalamnya selama-lamanya." (Bukhari (5778) dan Muslim (158) dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu di dunia, maka dia disiksa dengan (alat tersebut) pada hari kiamat." (Bukhari dan Muslim dari Tsabit bin Dhahhak radhyiallahu 'anhu)



KEUTAMAAN BERBUAT BAIK

Sesungguhnya perbuatan baik itu memilki keutamaan yang besar dan manfaat yang agung, semuanya itu kembali kepada orang-orang yang berbuat kebaikan, diantaranya adalah:

1. Allah akan memberikan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan itu hikmah dan ilmu, Allah berfirman,

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

"Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." {QS.Yusuf:22}

2. Allah akan meneguhkan kedudukan mereka di muka bumi, Dia subhanahu wata'ala berfirman dalam mengkisahkan tentang Nabi Yusuf 'alayhissalam bahwasanya beliau berkata kepada saudara-saudaranya setelah mereka mengetahui jati dirinya,

قَالُواْ أَإِنَّكَ لَأَنتَ يُوسُفُ قَالَ أَنَاْ يُوسُفُ وَهَذَا أَخِي قَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا إِنَّهُ مَنَّ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

"Mereka berkata, "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?" Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karuniaNya kepada kami." Sesungguhnya barangsiapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." {QS.Yusuf:90}

3. Allah akan menambahkan kebaikanNya di dunia kepada mereka dan menambahkan pahala dan ganjarannya di akherat sebagaimana firmanNya,

وَإِذْ قِيلَ لَهُمُ اسْكُنُواْ هَذِهِ الْقَرْيَةَ وَكُلُواْ مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ وَقُولُواْ حِطَّةٌ وَادْخُلُواْ الْبَابَ سُجَّدًا نَّغْفِرْ لَكُمْ خَطِيئَاتِكُمْ سَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ

"Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani Isroil), "Tinggallah di negeri ini saja (Baitul Maqdis) dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu kehendaki," dan katakanlah, "Bebaskanlah kami dari dosa kami, dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu." Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik." {QS. Al-A'rof:161}

4. Allah akan memasukkan mereka (yang berbuat kebaikan) ke dalam RahmatNya sebagaimana firman Allah,

وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."
{QS.Al-A'rof:56}

Dan Allah berfirman,

لِّلَّذِينَ أَحْسَنُواْ الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلاَ يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلاَ ذِلَّةٌ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya." {QS. Yunus:26}

5. Allah akan menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus. Allah subhaanahu wata'ala,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." {QS.Al-Ankabut:69}

6. Allah akan bersama mereka. Allah berfirman,

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan." {QS.An-Nahl:128}

Dan inilah yang disebut dengan penyertaan yang khusus. Sesungguhnya penyertaan Allah (ma'iyah) itu ada dua macam, umum dan khusus. Adapun yang umum seperti disebutkan di dalam firmanNYa,

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ

"Dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada." {QS.Al-Hadid:4}

Maksudnya Dia bersamamu dengan Ilmu, Pendengaran, dan PengelihatanNya (bukan dengan DzatNya sebagaimana sesatnya pemahaman wihdatul wujud), dan penyertaan ini menuntut sifat takut dan berhati-hati dan merasa dilihat, sedangkan yang khusus seperti disebutkan di dalam firmanNya,

وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." {QS.Al-Ankabut:69}

Dan penyertaan ini menuntut adanya taufiq, pertolongan dan petunjuk, yang dengan itulah Nabi Musa 'alayhissalam mengingatkan Bani Isro'il ketika mereka melihat lautan di hadapan mereka sedangkan musuh berada di belakang mereka. Allah berfirman,

فَلَمَّا تَرَاءى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
قَالَ كَلاَّ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ

"Ketika kedua golongan itu saling melihat, maka berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul." Musa menjawab, "Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Robbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku"."{QS.Asy-Syu'aro':61-62}

Penyertaan tersebut adalah penyertaan yang dengan itu juga Nabi Muhammad shollallaahu 'alayhi wa'alaa aalihi wasallam mengingatkan sahabat beliau Abu Bakar rodhiyallaahu 'anhu,

إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

"Di waktu dia berkata kepada temannya, "Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita." {QS.At-Taubah:40}

7. Bahwasanya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berbuat kebaikan, mereka tidak akan disebut melainkan dengan sebutan yang baik sampai hari kiamat, sebagaimana firman Allah,

سَلامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ
إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

"Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam. Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." {QS.Ash-Shoffat:79-80}

سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrohim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." {QS.Ash-Shoffat:109-110}

8. Allah akan menebus segala kesalahan mereka dan memberikan pahala atas amalan-amalan mereka yang sangat baik serta memasukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mereka bersenang-senang sesuai kehendak mereka sebagaimana firman Allah,

هُم مَّا يَشَاؤُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ
لِيُكَفِّرَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Mereka memperoleh sesuatu yang mereka kehendaki pada sisi Robb mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Agar Allah mengampuni bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan balasan yang lebih baik daripada sesuatu yang telah mereka kerjakan."
{QS.Az-Zumar:34-35}

Allah berfirman,

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

"(Dikatakan kepada mereka), "Makan dan minumlah kamu dengan nyaman karena apa yang telah kamu kerjakan." Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." {QS.Al-Mursalat:43-44}.

Maka kalian berbuatlah kebaikan semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepada kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, dan janganlah kehidupan dunia ini menipu kamu sekalian, dan janganlah tertipu oleh tipuan-tipuan itu.

Allah berfirman,

أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتىٰ عَلَى مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ
أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

"Supaya jangan ada orang yang mengatakan, "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sungguh termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah)." Atau supaya jangan ada yang berkata, "Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertaqwa." atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat adzab, "Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik"." {QS.Az-Zumar:56-58}

{Dikutip dari buku "Ahbaabullah" karya Asy-Syaikh Dr. 'Abdul'Azhim Badawi Al-Khalafi (edisi terjemah; 40 karakteristik mereka yang dicintai Allah), Pustaka Darul Haq.}




#HUKUM NADZAR#

Tanya:
Kalau berdoa kepada Allah, misal: agar dimudahkan segala urusan, dan kita berjanji, kalau doa dikabulkan, kita akan puasa atau bersedekah, cara ini disebut apa ya, dan bagaimana tata caranya?

Jawab :
Ini adalah nadzar. Seseorang itu mengharuskan kepada dirinya sendiri untuk melakukan ibadah apa yang pada asalnya tidak menjadi keharusan bagi dirinya. Misalnya dari apa yang dicontohkan penanya:

Aku bernadzar untuk bersedekah kepada lima orang fakir miskin kalau aku lulus tes masuk kerja.

Maka apabila benar dia lulus tes kerja, wajib baginya untuk memenuhi nadzarnya tersebut.

Hanya saja yang perlu diketahui, tidak ada kaitannya antara kemudahan urusan dengan seseorang itu bernadzar. Seperti contoh di atas, seseorang itu lulus tes kerja bukan disebabkan karena nadzarnya. Nadzar itu tidaklah mendahulukan atau mengakhirkan takdir juga tidak memudahkan yang sulit. Karena itu, hukum bernadzar itu sendiri sebagian ulama berpendapat makruh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّهُ لَا يَأْتِي بِخَيْرٍ وَإِنَّمَا يُسْتَخْرَجُ بِهِ مِنَ الْبَخِيلِ "

“Nadzar itu tidak membawa kebaikan, dia hanya keluar dari seorang yang bakhil” (HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang bernadzar dikatakan sebagai orang yang pelit, karena seakan-akan dia tidak beribadah kepada Allah kecuali hanya perkara yang wajib saja dan seakan-akan dia tidak akan beribadah kepada Allah, kecuali kalau Allah mudahkan urusannya. Wallahu a’lam.

(Ustadz Ayub)

HUKUM NADZAR
Tanya:

Bagaimanakah hukumnya bernazar? Jika saya dan suami pernah bernazar akan menyumbang sekian dari gaji pertama kepada orang tidak mampu bila diterima kerja ditempat baru dan alhamdulillah diterima, nah sekarang sedang ada kejadian di rohingya. Bolehkah saya membayarkan uang saya ke tempat lain atau tetap harus ke panti yg sblmnya dimaksud?

Jawab:

Nadzar itu dilarang, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Janganlah kalian bernadzar. Sebab nadzar itu tidak bisa menolak takdir Allah sedikitpun. Hanya saja nadzar itu keluar dari orang yg kikir". (Muttafaqun alaih)

Seorang mukmin hendaknya tidak bernadzar, namun jika dia bernadzar utk taat, maka wajib utk dipenuhi. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :

"Barangsiapa bernadzar utk taat kepada Allah, hendaknya dia melaksanakannya" (HR Al Bukhari)

Hendaknya saudara penanya melaksanakan sesuai dg yg dinadzarkan. Kalau ingin membantu pihak lain, silakan membantu dari sumber yang lain sesuai kemampuan. Wabillahit-taufiq.

(Ust. Muhammad Yahya)

Semoga bermanfaat,silakan share semoga bermanfaat 
dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.


Tipuan setan pada mereka yang beribadah

Adapun tipuan serta ajakan syaitan terhadap manusia agar meninggalkan beribadah kepada Allah Taala ada 7 macam jalan;

1. Syaitan melarang manusia, agar jangan taat kepada Allah.
Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata:
Aku sangat memerlukan sekali kepada pahala dari Allah, kerana aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi.

2. Bila pujukan pertama tidak berhasil, maka syaitan mengajak manusia untuk mengakhiri taat; nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya.
Orang-orang yang terpelihara akan menolak ajakan itu dan akan berkata:
Ajalku bukan pada tanganku; jika aku menunda-nunda amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok bila akan aku kerjakan, padahal tiap-tiap hari dan waktu mempunyai amal tersendiri dan hak hukum waktunya.

3. Kadang-kadang syaitan akan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera dan katanya: Ayuh' cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya.
Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata: Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna. Dalam hal Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda dengan maksud:
"Tergopoh-gopoh itu pembawaan dari syaitan, kecuali dalam lima perkara;
1. Mengkahwinkan anak perawan jika telah sampai waktunya.
2. Membayar hutang jika sudah sampai janjinya.
3. Menguruskan mayat bila datang ajalnya.
4. Menghormati tetamu di kala ia datang bertandang.
5. Bertaubat setelah mengerjakan dosa.

4. Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain.
Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata;
Untuk saya cukup dinilai oleh Allah sahaja dan tidak ada faedahnya beramal kerana manusia. Ini adalah isyarat supaya manusia Riya' dalam amalnya.

5. Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu.
Orang-orang yang baik akan menjawab;
bahawa semua keagungan dan kesempurnaann itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah yang memberi taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia redhoi, dan memberikan ganjaran yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, di samping dosaku yang banyak pula.
Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu Makrifat.

6. Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang disebut tadi, dan tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia: "Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir, jangan diketahui oleh manusia sebab Allah jualah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahawa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas". Syaitan itu mencampur-baurkan terhadap setiap orang yang beramal dengan amal tipuannya yang lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk memasukkan sebahagian daripada penyakit Riya'.

Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak ajakan syaitan itu dengan mengatakan;
Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau menggodakaku untuk merosakkan amal dan ibadatku dengan berbagai-bagai jalan dan sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merosakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah jua yang menjadikan aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau menyembunyikannya; dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak kerana itu bukan urusan aku sebagai seorang hamba Allah.

7. Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; "Hai manusia..tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana jika engkau telah ditetapkan oleh Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka".

Orang-orang yang terpelihara oleh Allah tentu akan menolak godaan ini dengan mengatakan:
Aku ini seorang hamba, berkewajipan menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu.

Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku taat, aku lebih senang daripada jika dimasukkan neraka kerana aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana janji Allah pasti terjadi dan sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa yang beramal taat kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka dan pasti akan dimasukkan ke Syorga. Jadi masuknya, seseorang ke Syurga bukanlah kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata yang pasti dan suci.

Oleh kerana itu, sedarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar bahawa banyak sekali godaan dan tipuan syaitan untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan dan tingkah laku kepada keadaan tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan syaitan ini, kerana sega sesuatu benda di bawah kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan keridhoaanNya.

TIDAK ADA DAYA UNTUK MENINGGALKAN MAKSIAT DAN TIDAK ADA KEKUATAN UNTUK MENGERJAKAN TAAT, KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN MAHA AGUNG


SINAR CAHAYA AYAT KURSI

Dlm sebuah hadis, ada menyebut perihal seekor syaitan yg duduk diatas pintu rumah. Tugasnya ialah utk menanam keraguan di hati suami terhadap kesetiaan isteri di rumah dan keraguan dihati isteri terhadap kejujuran suami di luar rumah.
Sebab itulah Rasulullah tidak akan masuk rumah sehinggalah Baginda mendengar jawaban salam daripada isterinya. Disaat itu syaitan akan lari bersama-sama
dengan salam itu.

Hikmat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-hadis:

1) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya, Allah SWT mewakilkan dua orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.

2) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir setiap sembahyang Fardhu, dia akan berada dlm lindungan Allah SWT hingga sembahyang yang lain.

3) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap sembahyang,tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah SWT memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah jirannya dan ahli rumah-rumah disekitarnya.

4) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap2 sembahyang fardhu, Allah SWT
menganugerahkan dia setiap hati orang yg bersyukur,setiap perbuatan orang yg
benar,pahala nabi2 serta Allah melimpahkan padanya rahmat.

5) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah SWT
mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya - mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.

6) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir sembahyang Allah SWT akan mengendalikan pengambilan rohnya dan dia adalah seperti orang yang berperang bersama Nabi Allah sehingga mati syahid.

7) Barang siapa yang membaca ayat Al-Kursi ketika dalam kesempitan nescaya Allah SWT berkenan memberi pertolongan kepadanya.

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah S.A.W.
bersabda,Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..."

Wassalam,

"Utamakan SELAMAT dan SEHAT untuk Dunia Mu, Utamakan SHOLAT dan ZAKAT untuk
Akhirat Mu"



#Cara Mengetahui Batas Waktu Suci Haid#

Pertanyaan:

Bagaimana mengetahui keadaan kita sudah suci dari haid. Apa hukum menunda bersuci dari haid sampai sore tiba, padahal sudah suci saat zuhur atau asar?

Jawaban: Makna Haid Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir (سيلا, جري). Adapun menurut istilah syar'i, haid adalah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab dan terjadi pada waktu tertentu. Jadi, darah haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, gangguan atau proses melahirkan. Darah haid antara wanita yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan, misalnya jumlah darah yang keluar, masa dan lama keluar darah haid setiap bulan. Perbedaan tersebut terjadi sesuai kondisi setiap wanita, lingkungan, maupun iklimnya.

Masa Haid Menurut pendapat yang paling kuat diantara para ulama, masa haid wanita tidak memiliki batas minimal maupun maksimal.

Hal ini berdasarkan dua alasan:

1. Dalil pertama adalah dari Al-Qur'an Allah berfirman, yang artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: 'Haid itu suatu kotoran.' Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita pada tempat keluarnya darah (farji), dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. "(Qs. Al-Baqarah: 222) Dalam ayat ini yang dijadikan Allah sebagai batas larangan adalah kesucian, bukan sehari-hari atau tiga hari, atau lima belas hari. Hal ini menunjukkan bahwa illat (alasan) nya adalah ada atau tidaknya darah haid. Jadi, jika ada haid maka berlakulah hukum itu dan jika telah suci (tidak haid) maka tidak berlaku lagi hukum-hukum berkaitan dengan haid tersebut.

2. Dalil kedua adalah dari As-Sunnah Diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu' anhu yang mendapatkan haid ketika dalam keadaan ihram untuk umrah, "Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan jama'ah haji, akan tetapi jangan melakukan thawaf di Ka'bah sebelum kamu suci. "Kata Aisyah," Setelah masuk hari raya kurban barulah aku suci. "

Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu' anhu, "Tunggulah. Jika kamu suci, maka keluarlah ke Tan'im. "

Dalam hadits tersebut yang dijadikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai batas akhir larangan adalah kesucian, bukan suatu masa tertentu. Ini menunjukkan bahwa hukum tersebut berkaitan dengan haid, yakni ada atau tidaknya.

Akhir masa haid wanita dapat ditentukan dengan dua cara:

1. ketika darah menstruasi telah berhenti, tandanya jika kapas dimasukkan ke dalam tempat keluarnya darah, kemudian dikeluarkan dalam keadaan bersih dan tidak ada bekas darah, cairan kekuningan, atau pun cairan kecoklatan.

2. ketika sudah terlihat atau keluar lendir putih agak keruh (قصة البيضاء).

Pada saat tersebut seorang wanita muslimah diwajibkan untuk segera mandi dan mengerjakan sholat jika telah masuk waktu sholat.

Darah Haid yang Terputus dan Istihadhah

Selama masa haid, terkadang darah keluar secara terputus-putus, yakni sehari keluar dan sehari tidak keluar. Dalam hal ini ada dua kondisi: - Jika kondisi ini selalu terjadi pada seorang wanita setiap waktu, maka darah itu adalah darah istihadhah (darah karena penyakit), dan berlaku baginya hukum istihadhah. - Jika kondisi ini selalu terjadi pada seorang wanita tetapi kadangkala saja datang dan dia memiliki saat suci yang tepat. Maka para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.

Adapun penjelasan yang benar dalam masalah ini adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni, "Jika berhentinya darah kurang dari sehari maka seyogyanya tidak diangap sebagai keadaan suci. Berdasarkan riwayat yang kami sebutkan berkaitan dengan nifas, bahwa berhentinya darah yang kurang dari sehari tidak perlu diperhatikan dan inilah pendapat yang shahih, insyaa Allah. Alasannya adalah bahwa dalam keadaan keluarnya darah yang terputus-putus (sekali keluar dan sekali tidak) bila diwajibkan bagi wanita pada setiap saat terhenti keluarnya darah untuk mandi, tentu hal ini akan menyulitkan, padahal Allah berfirman, yang artinya: "Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. "(Qs. Al-Hajj: 78)

Atas dasar ini, berhentinya darah yang kurang dari sehari bukan merupakan keadaan suci kecuali jika si wanita mendapatkan bukti yang menunjukkan bahwa dia suci. Misalnya, berhentinya darah tersebut terjadi pada akhir masa kebiasaan atau melihat lendir putih. " "Sehari" yang dimaksud pada penjelasan diatas adalah dua belas jam.

Adapun contoh kasus dalam masalah ini adalah:

Seorang wanita biasanya haid selama enam hingga tujuh hari setiap bulan. Pada hari ke-5 biasanya darah hanya akan keluar sedikit seperti noktah seukuran uang logam (berbekas pada pakaian dalamnya). Pada malam hari (saat aktivitas sedikit) darah tidak keluar. Pada hari ke-6 darah akan tetap keluar namun sangat sedikit. Dalam kasus ini, wanita tersebut belum dianggap suci pada malam di hari ke-5 karena menurut kebiasaan haidnya, pada hari-hari akhir haid darah hanya akan keluar pada pagi hingga sore hari (yaitu di saat dia banyak melakukan aktivitas). Kemudian pada pagi di hari ke-7 dia melakukan banyak aktivitas tetapi darah haid tidak lagi keluar sama sekali dan telah keluar pula lendir putih yang biasanya memang muncul jika masa haidnya telah selesai. Pada hari ke-7 itulah, wanita tersebut telah suci dari haid. Jika seorang wanita menemukan dirinya sudah suci dari haid, pada saat tersebut seorang wanita muslimah diwajibkan untuk segera mandi dan mengerjakan sholat jika telah masuk waktu sholat. Hal ini sekaligus merupakan nasehat agar para wanita tidak bermudah-mudah untuk meninggalkan sholat padahal dia telah suci, dengan alasan bahwa mereka belum mandi.

                                                                                                                                
Doa Agar Tidak Terlilit Utang

Demi Allah, yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya ada seseorang yang terbunuh di jalan Allah, lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), sementara dia masih memiliki utang, dia tidak masuk surga sampai utangnya dilunasi.'"
(H.R. An-Nasa'i dan Ahmad; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ما من أحد يدان دينا يعلم الله أنه يريد قضاءه إلا أداه الله عنه في الدنيا

"Tidaklah ada orang yang berutang, dan Allah mengetahui bahwa ia berniat melunasi utangnya, melainkan Allah akan melunasinya di dunia."
(H.R. An-Nasa'i dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa memohon perlindungan agar tidak terlilit utang. Di antara doa beliau,

اللَّهُمَّ إِنّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأثَمِ وَالـمَـغْــرَمِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan utang.”

Seorang sahabat bertanya, "Mengapa Anda, wahai Rasulullah, sering memohon perlindungan dari lilitan utang (dengan membaca doa di atas)?"

Beliau menjawab,

إن الرجل إذا غرم حدث فكذب ووعد فأخلف

“Sesungguhnya, apabila seseorang terlilit utang, jika dia berbicara maka dia berdusta dan jika dia berjanji maka dia ingkari.”
(H.R. Bukhari, no. 798)

No comments:

Post a Comment