8 Tingkatan Surga dan Calon Penghuninya :
Surga ( Al Jannah )
Suatu tempat di alam akhirat yang penuh dengan
keselamatan, kesejahteraan, kesenangan, kenikmatan, kebahagiaan, serta
kemuliaan yang abadi.
Allah SWT menjanjikan tempat ini bagi
hamba-hambaNya yang beriman dan bertaqwa kepada Nya.
Nama-nama surga, tingkatan dan calon penghuninya
:
1. Surga Firdaus
Diciptakan dari Emas
Calon penghuninya
dijelaskan dalam surat Al – Mukminun ( 1 – 11 )
a) Orang – orang yang memelihara dan khusyuk dalam
shalatnya.
b) Orang – orang yang menjauhkan diri dari ucapan
dan perbuatan yang tiada berguna.
c) Orang – orang yang membayar zakat
d) Orang – orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap istri-istrinya.
e) Orang – yang memelihara amanat dan menepati
janji
2. Surga AndDiciptakan dari Intan Putih
Penghuninya :
a) Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT ( QS An
Nahl : 30 – 31 )
b) Orang yang beriman dan beramal shaleh ( QS Thaha
: 75 -76 )
c) Orang yang berbuat baik ( QS Fathir : 32 – 33 )
d) Orang yang sabar, menginfakkan hartanya dan
membalas kejahatan dengan kebaikkan ( QS Ar Rad : 22 – 23 )
3. Surga Na’imDiciptakan dari Perak Putih
Penghuninya :
Orang yang bertaqwa dan beramal saleh ( QS Al Qalam
34, Luqman 8, QS Al Haj 56 )
4. Surga Ma’waDiciptakan dari Zamrut Hijau
Penghuninya :
a) Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT ( QS An
Najm 15 )
b) Orang yang beriman dan berama saleh ( QS As
Sajdah 19 )
c) Orang yang takut pada kebesaran Allah SWT dan
menahan hawa napsu buruk ( QS An Naziat 40 – 41 )
5. Surga DarusslamDiciptakan dari Yakut Merah
Penhuninya :
Orang yang kuat iman dan islamnya, memperhatikan
ayat – ayat Alquran serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari karena
Allah SWT ( QS Al An’am 127 )
6. Surga Darul MaqamahDiciptakan dari Permata Putih
Dihuni oleh orang yang kebaikkannya amat banyak,
dan sangat jarang berbuat salah.
7. Surga Al Maqaamul AmiinDiciptakan dari Emas
Dihuni oleh orang yang keimanannya telah mencapai
Muttaqien yakni orang yang benar-benar bertaqwa ( QS Ad Dukhan 15 )
8. Surga KhuldiDiciptakan dari Marjan Merah dan
Kuning
Penghuninya adalah Orang yang taat menjalankan
perintah Allah dan menjauhi larangannya ( QS Al Furqan 15 )
ANCAMAN PELAKU BUNUH DIRI
sungguh mengherankan ketika manusia memilih
bunuh diri menjadi solusi akhir dari semua permasalahan..
berharap masalah selesai tapi ternyata di
akhirat benar-benar celaka..
Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam:
"Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi di
tangannya, dia (akan) menikam perutnya di dalam neraka jahannam yang kekal
(nantinya), (dan) dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa yang meminum
racun lalu bunuh diri dengannya, maka dia (akan) meminumnya perlahan-lahan di
dalam neraka jahannam yang kekal, (dan) dikekalkan di dalamnya selama-lamanya.
Dan barangsiapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung,
dia akan jatuh ke dalam neraka jahannam yang kekal (dan) dikekalkan di dalamnya
selama-lamanya." (Bukhari (5778) dan Muslim (158) dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan
sesuatu di dunia, maka dia disiksa dengan (alat tersebut) pada hari
kiamat." (Bukhari dan Muslim dari Tsabit bin Dhahhak radhyiallahu 'anhu)
KEUTAMAAN BERBUAT BAIK
Sesungguhnya perbuatan baik itu memilki
keutamaan yang besar dan manfaat yang agung, semuanya itu kembali kepada
orang-orang yang berbuat kebaikan, diantaranya adalah:
1. Allah akan memberikan kepada orang-orang yang
berbuat kebaikan itu hikmah dan ilmu, Allah berfirman,
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا
وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
"Dan tatkala dia cukup dewasa,
Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik." {QS.Yusuf:22}
2. Allah akan meneguhkan kedudukan mereka di muka
bumi, Dia subhanahu wata'ala berfirman dalam mengkisahkan tentang Nabi Yusuf
'alayhissalam bahwasanya beliau berkata kepada saudara-saudaranya setelah
mereka mengetahui jati dirinya,
قَالُواْ أَإِنَّكَ لَأَنتَ يُوسُفُ قَالَ أَنَاْ يُوسُفُ
وَهَذَا أَخِي قَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا إِنَّهُ مَنَّ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ
اللَّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
"Mereka berkata, "Apakah kamu ini
benar-benar Yusuf?" Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini saudaraku.
Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karuniaNya kepada kami." Sesungguhnya
barangsiapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." {QS.Yusuf:90}
3. Allah akan menambahkan kebaikanNya di dunia
kepada mereka dan menambahkan pahala dan ganjarannya di akherat sebagaimana
firmanNya,
وَإِذْ قِيلَ لَهُمُ اسْكُنُواْ هَذِهِ الْقَرْيَةَ وَكُلُواْ
مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ وَقُولُواْ حِطَّةٌ وَادْخُلُواْ الْبَابَ سُجَّدًا نَّغْفِرْ
لَكُمْ خَطِيئَاتِكُمْ سَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ
"Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada
mereka (Bani Isroil), "Tinggallah di negeri ini saja (Baitul Maqdis) dan
makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu kehendaki," dan
katakanlah, "Bebaskanlah kami dari dosa kami, dan masukilah pintu
gerbangnya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu."
Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik."
{QS. Al-A'rof:161}
4. Allah akan memasukkan mereka (yang berbuat
kebaikan) ke dalam RahmatNya sebagaimana firman Allah,
وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ
خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepadaNya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."
{QS.Al-A'rof:56}
Dan Allah berfirman,
لِّلَّذِينَ أَحْسَنُواْ الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلاَ
يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلاَ ذِلَّةٌ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada
pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan wajah mereka tidak ditutupi
debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya." {QS. Yunus:26}
5. Allah akan menunjukkan kepada mereka jalan yang
lurus. Allah subhaanahu wata'ala,
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat
baik." {QS.Al-Ankabut:69}
6. Allah akan bersama mereka. Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ
هُم مُّحْسِنُونَ
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan." {QS.An-Nahl:128}
Dan inilah yang disebut dengan penyertaan yang
khusus. Sesungguhnya penyertaan Allah (ma'iyah) itu ada dua macam, umum dan
khusus. Adapun yang umum seperti disebutkan di dalam firmanNYa,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ
"Dan dia bersama kamu di mana saja kamu
berada." {QS.Al-Hadid:4}
Maksudnya Dia bersamamu dengan Ilmu, Pendengaran,
dan PengelihatanNya (bukan dengan DzatNya sebagaimana sesatnya pemahaman
wihdatul wujud), dan penyertaan ini menuntut sifat takut dan berhati-hati dan
merasa dilihat, sedangkan yang khusus seperti disebutkan di dalam firmanNya,
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik." {QS.Al-Ankabut:69}
Dan penyertaan ini menuntut adanya taufiq,
pertolongan dan petunjuk, yang dengan itulah Nabi Musa 'alayhissalam
mengingatkan Bani Isro'il ketika mereka melihat lautan di hadapan mereka
sedangkan musuh berada di belakang mereka. Allah berfirman,
فَلَمَّا تَرَاءى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى
إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
قَالَ كَلاَّ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
"Ketika kedua golongan itu saling melihat,
maka berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar
akan tersusul." Musa menjawab, "Sekali-kali tidak akan tersusul,
sesungguhnya Robbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk
kepadaku"."{QS.Asy-Syu'aro':61-62}
Penyertaan tersebut adalah penyertaan yang dengan
itu juga Nabi Muhammad shollallaahu 'alayhi wa'alaa aalihi wasallam
mengingatkan sahabat beliau Abu Bakar rodhiyallaahu 'anhu,
إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ
مَعَنَا
"Di waktu dia berkata kepada temannya,
"Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita."
{QS.At-Taubah:40}
7. Bahwasanya Allah akan mengangkat derajat
orang-orang yang berbuat kebaikan, mereka tidak akan disebut melainkan dengan
sebutan yang baik sampai hari kiamat, sebagaimana firman Allah,
سَلامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ
إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
"Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh
alam. Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik." {QS.Ash-Shoffat:79-80}
سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrohim.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."
{QS.Ash-Shoffat:109-110}
8. Allah akan menebus segala kesalahan mereka dan
memberikan pahala atas amalan-amalan mereka yang sangat baik serta memasukkan
mereka ke dalam surga yang di dalamnya mereka bersenang-senang sesuai kehendak
mereka sebagaimana firman Allah,
هُم مَّا يَشَاؤُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ
لِيُكَفِّرَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا
وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Mereka memperoleh sesuatu yang mereka
kehendaki pada sisi Robb mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat
baik. Agar Allah mengampuni bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka
kerjakan dan membalas mereka dengan balasan yang lebih baik daripada sesuatu
yang telah mereka kerjakan."
{QS.Az-Zumar:34-35}
Allah berfirman,
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
"(Dikatakan kepada mereka), "Makan dan
minumlah kamu dengan nyaman karena apa yang telah kamu kerjakan."
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik." {QS.Al-Mursalat:43-44}.
Maka kalian berbuatlah kebaikan semoga Allah
melimpahkan rahmatNya kepada kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berbuat kebaikan, dan janganlah kehidupan dunia ini menipu
kamu sekalian, dan janganlah tertipu oleh tipuan-tipuan itu.
Allah berfirman,
أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتىٰ عَلَى مَا فَرَّطتُ
فِي جَنبِ اللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ
أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنتُ مِنَ
الْمُتَّقِينَ
أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً
فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
"Supaya jangan ada orang yang mengatakan,
"Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban)
terhadap Allah, sedang aku sungguh termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan
(agama Allah)." Atau supaya jangan ada yang berkata, "Kalau sekiranya
Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang
bertaqwa." atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat adzab,
"Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk
orang-orang yang berbuat baik"." {QS.Az-Zumar:56-58}
{Dikutip dari buku "Ahbaabullah" karya
Asy-Syaikh Dr. 'Abdul'Azhim Badawi Al-Khalafi (edisi terjemah; 40 karakteristik
mereka yang dicintai Allah), Pustaka Darul Haq.}
#HUKUM NADZAR#
Tanya:
Kalau berdoa kepada Allah, misal: agar
dimudahkan segala urusan, dan kita berjanji, kalau doa dikabulkan, kita akan
puasa atau bersedekah, cara ini disebut apa ya, dan bagaimana tata caranya?
Jawab :
Ini adalah nadzar. Seseorang itu mengharuskan
kepada dirinya sendiri untuk melakukan ibadah apa yang pada asalnya tidak
menjadi keharusan bagi dirinya. Misalnya dari apa yang dicontohkan penanya:
Aku bernadzar untuk bersedekah kepada lima orang
fakir miskin kalau aku lulus tes masuk kerja.
Maka apabila benar dia lulus tes kerja, wajib
baginya untuk memenuhi nadzarnya tersebut.
Hanya saja yang perlu diketahui, tidak ada
kaitannya antara kemudahan urusan dengan seseorang itu bernadzar. Seperti
contoh di atas, seseorang itu lulus tes kerja bukan disebabkan karena
nadzarnya. Nadzar itu tidaklah mendahulukan atau mengakhirkan takdir juga tidak
memudahkan yang sulit. Karena itu, hukum bernadzar itu sendiri sebagian ulama
berpendapat makruh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّهُ لَا يَأْتِي بِخَيْرٍ وَإِنَّمَا يُسْتَخْرَجُ
بِهِ مِنَ الْبَخِيلِ "
“Nadzar itu tidak membawa kebaikan, dia hanya
keluar dari seorang yang bakhil” (HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang bernadzar dikatakan sebagai orang yang
pelit, karena seakan-akan dia tidak beribadah kepada Allah kecuali hanya
perkara yang wajib saja dan seakan-akan dia tidak akan beribadah kepada Allah,
kecuali kalau Allah mudahkan urusannya. Wallahu a’lam.
(Ustadz Ayub)
HUKUM NADZAR
Tanya:
Bagaimanakah hukumnya bernazar? Jika saya dan suami
pernah bernazar akan menyumbang sekian dari gaji pertama kepada orang tidak
mampu bila diterima kerja ditempat baru dan alhamdulillah diterima, nah
sekarang sedang ada kejadian di rohingya. Bolehkah saya membayarkan uang saya
ke tempat lain atau tetap harus ke panti yg sblmnya dimaksud?
Jawab:
Nadzar itu dilarang, Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda :
"Janganlah kalian bernadzar. Sebab nadzar itu
tidak bisa menolak takdir Allah sedikitpun. Hanya saja nadzar itu keluar dari
orang yg kikir". (Muttafaqun alaih)
Seorang mukmin hendaknya tidak bernadzar, namun
jika dia bernadzar utk taat, maka wajib utk dipenuhi. Sebagaimana sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam :
"Barangsiapa bernadzar utk taat kepada Allah,
hendaknya dia melaksanakannya" (HR Al Bukhari)
Hendaknya saudara penanya melaksanakan sesuai dg yg
dinadzarkan. Kalau ingin membantu pihak lain, silakan membantu dari sumber yang
lain sesuai kemampuan. Wabillahit-taufiq.
(Ust. Muhammad Yahya)
Semoga bermanfaat,silakan share semoga bermanfaat
dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat
yang lainnya.
Tipuan setan pada mereka yang beribadah
Adapun tipuan serta ajakan syaitan terhadap
manusia agar meninggalkan beribadah kepada Allah Taala ada 7 macam jalan;
1. Syaitan melarang manusia, agar jangan taat
kepada Allah.
Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak
ajakan itu dan akan berkata:
Aku sangat memerlukan sekali kepada pahala dari
Allah, kerana aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi.
2. Bila pujukan pertama tidak berhasil, maka
syaitan mengajak manusia untuk mengakhiri taat; nanti saja atau kalau sudah
tua, dan sebagainya.
Orang-orang yang terpelihara akan menolak ajakan
itu dan akan berkata:
Ajalku bukan pada tanganku; jika aku menunda-nunda
amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok bila akan aku kerjakan, padahal
tiap-tiap hari dan waktu mempunyai amal tersendiri dan hak hukum waktunya.
3. Kadang-kadang syaitan akan mendorong manusia
supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera dan katanya: Ayuh'
cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya.
Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata:
Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak
sempurna. Dalam hal Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda dengan maksud:
"Tergopoh-gopoh itu pembawaan dari syaitan,
kecuali dalam lima perkara;
1. Mengkahwinkan anak perawan jika telah sampai
waktunya.
2. Membayar hutang jika sudah sampai janjinya.
3. Menguruskan mayat bila datang ajalnya.
4. Menghormati tetamu di kala ia datang bertandang.
5. Bertaubat setelah mengerjakan dosa.
4. Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya
mengerjakan amal baik dengan sempurna sebab kalau tidak sempurna nanti dicela
oleh orang lain.
Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan
akan berkata;
Untuk saya cukup dinilai oleh Allah sahaja dan
tidak ada faedahnya beramal kerana manusia. Ini adalah isyarat supaya manusia
Riya' dalam amalnya.
5. Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam
hati orang yang beramal dengan mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat
beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu.
Orang-orang yang baik akan menjawab;
bahawa semua keagungan dan kesempurnaann itu
kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah yang memberi
taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia redhoi, dan memberikan ganjaran
yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka
apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku,
di samping dosaku yang banyak pula.
Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini
melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu
Makrifat.
6. Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan
mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang disebut tadi, dan
tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup
fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia:
"Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir, jangan diketahui oleh
manusia sebab Allah jualah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia
dan akan mengatakan bahawa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas".
Syaitan itu mencampur-baurkan terhadap setiap orang yang beramal dengan amal
tipuannya yang lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk
memasukkan sebahagian daripada penyakit Riya'.
Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak
ajakan syaitan itu dengan mengatakan;
Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau
menggodakaku untuk merosakkan amal dan ibadatku dengan berbagai-bagai jalan dan
sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal
maksudmu untuk merosakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah jua yang
menjadikan aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau
menyembunyikannya; dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini
adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh
Allah kepada manusia atau tidak kerana itu bukan urusan aku sebagai seorang
hamba Allah.
7. Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan
keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; "Hai
manusia..tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana
jika engkau telah ditetapkan oleh Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk
yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan
amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau
dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau
beramal dan tetaplah engkau celaka".
Orang-orang yang terpelihara oleh Allah tentu akan
menolak godaan ini dengan mengatakan:
Aku ini seorang hamba, berkewajipan menurut
perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa
saja yang dikehendakiNya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun
keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap
perlu beribadah untuk menambah pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang
celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi
diriku meninggalkan amal itu.
Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku
taat, aku lebih senang daripada jika dimasukkan neraka kerana aku maksiat.
Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana janji Allah pasti terjadi dan
sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa yang beramal taat
kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan
beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka dan pasti
akan dimasukkan ke Syorga. Jadi masuknya, seseorang ke Syurga bukanlah kerana
kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata yang pasti dan suci.
Oleh kerana itu, sedarlah wahai hamba Allah, semoga
Allah memberi rahmat kepadamu, sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti
yang engkau lihat dan dengar bahawa banyak sekali godaan dan tipuan syaitan
untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan dan tingkah laku kepada keadaan
tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah agar engkau dilindungi dan
dipelihara dari kejahatan syaitan ini, kerana sega sesuatu benda di bawah
kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan
keridhoaanNya.
TIDAK ADA DAYA UNTUK MENINGGALKAN MAKSIAT DAN TIDAK
ADA KEKUATAN UNTUK MENGERJAKAN TAAT, KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH YANG MAHA
LUHUR DAN MAHA AGUNG
SINAR CAHAYA AYAT KURSI
Dlm sebuah hadis, ada menyebut perihal seekor
syaitan yg duduk diatas pintu rumah. Tugasnya ialah utk menanam keraguan di
hati suami terhadap kesetiaan isteri di rumah dan keraguan dihati isteri
terhadap kejujuran suami di luar rumah.
Sebab itulah Rasulullah tidak akan masuk rumah
sehinggalah Baginda mendengar jawaban salam daripada isterinya. Disaat itu
syaitan akan lari bersama-sama
dengan salam itu.
Hikmat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-hadis:
1) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila
berbaring di tempat tidurnya, Allah SWT mewakilkan dua orang Malaikat
memeliharanya hingga subuh.
2) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir
setiap sembahyang Fardhu, dia akan berada dlm lindungan Allah SWT hingga
sembahyang yang lain.
3) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap
sembahyang,tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut dan barang
siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah SWT memelihara akan dia ke atas
rumahnya, rumah jirannya dan ahli rumah-rumah disekitarnya.
4) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap2
sembahyang fardhu, Allah SWT
menganugerahkan dia setiap hati orang yg
bersyukur,setiap perbuatan orang yg
benar,pahala nabi2 serta Allah melimpahkan padanya
rahmat.
5) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum
keluar rumahnya, maka Allah SWT
mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya - mereka
semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.
6) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir
sembahyang Allah SWT akan mengendalikan pengambilan rohnya dan dia adalah
seperti orang yang berperang bersama Nabi Allah sehingga mati syahid.
7) Barang siapa yang membaca ayat Al-Kursi ketika
dalam kesempitan nescaya Allah SWT berkenan memberi pertolongan kepadanya.
Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah S.A.W.
bersabda,Sampaikanlah pesanku biarpun satu
ayat..."
Wassalam,
"Utamakan SELAMAT dan SEHAT untuk Dunia Mu,
Utamakan SHOLAT dan ZAKAT untuk
Akhirat Mu"
#Cara Mengetahui Batas Waktu Suci Haid#
Pertanyaan:
Bagaimana mengetahui keadaan kita sudah suci
dari haid. Apa hukum menunda bersuci dari haid sampai sore tiba, padahal sudah
suci saat zuhur atau asar?
Jawaban: Makna Haid Menurut bahasa, haid berarti
sesuatu yang mengalir (سيلا, جري). Adapun menurut istilah syar'i, haid adalah
darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab dan terjadi pada waktu tertentu. Jadi, darah haid
adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, gangguan atau
proses melahirkan. Darah haid antara wanita yang satu dengan yang lain memiliki
perbedaan, misalnya jumlah darah yang keluar, masa dan lama keluar darah haid
setiap bulan. Perbedaan tersebut terjadi sesuai kondisi setiap wanita, lingkungan,
maupun iklimnya.
Masa Haid Menurut pendapat yang paling kuat
diantara para ulama, masa haid wanita tidak memiliki batas minimal maupun
maksimal.
Hal ini berdasarkan dua alasan:
1. Dalil pertama adalah dari Al-Qur'an Allah
berfirman, yang artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid.
Katakanlah: 'Haid itu suatu kotoran.' Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan
diri dari wanita pada tempat keluarnya darah (farji), dan janganlah kamu
mendekati mereka sebelum mereka suci. "(Qs. Al-Baqarah: 222) Dalam ayat
ini yang dijadikan Allah sebagai batas larangan adalah kesucian, bukan
sehari-hari atau tiga hari, atau lima belas hari. Hal ini menunjukkan bahwa
illat (alasan) nya adalah ada atau tidaknya darah haid. Jadi, jika ada haid
maka berlakulah hukum itu dan jika telah suci (tidak haid) maka tidak berlaku
lagi hukum-hukum berkaitan dengan haid tersebut.
2. Dalil kedua adalah dari As-Sunnah Diriwayatkan
dalam Shahih Muslim bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada
Aisyah radhiyallahu' anhu yang mendapatkan haid ketika dalam keadaan ihram
untuk umrah, "Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan jama'ah haji, akan
tetapi jangan melakukan thawaf di Ka'bah sebelum kamu suci. "Kata
Aisyah," Setelah masuk hari raya kurban barulah aku suci. "
Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu' anhu,
"Tunggulah. Jika kamu suci, maka keluarlah ke Tan'im. "
Dalam hadits tersebut yang dijadikan Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai batas akhir larangan adalah kesucian,
bukan suatu masa tertentu. Ini menunjukkan bahwa hukum tersebut berkaitan
dengan haid, yakni ada atau tidaknya.
Akhir masa haid wanita dapat ditentukan dengan dua
cara:
1. ketika darah menstruasi telah berhenti, tandanya
jika kapas dimasukkan ke dalam tempat keluarnya darah, kemudian dikeluarkan
dalam keadaan bersih dan tidak ada bekas darah, cairan kekuningan, atau pun
cairan kecoklatan.
2. ketika sudah terlihat atau keluar lendir putih
agak keruh (قصة البيضاء).
Pada saat tersebut seorang wanita muslimah
diwajibkan untuk segera mandi dan mengerjakan sholat jika telah masuk waktu
sholat.
Darah Haid yang Terputus dan Istihadhah
Selama masa haid, terkadang darah keluar secara
terputus-putus, yakni sehari keluar dan sehari tidak keluar. Dalam hal ini ada
dua kondisi: - Jika kondisi ini selalu terjadi pada seorang wanita setiap
waktu, maka darah itu adalah darah istihadhah (darah karena penyakit), dan
berlaku baginya hukum istihadhah. - Jika kondisi ini selalu terjadi pada seorang
wanita tetapi kadangkala saja datang dan dia memiliki saat suci yang tepat.
Maka para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
Adapun penjelasan yang benar dalam masalah ini
adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni,
"Jika berhentinya darah kurang dari sehari maka seyogyanya tidak diangap
sebagai keadaan suci. Berdasarkan riwayat yang kami sebutkan berkaitan dengan
nifas, bahwa berhentinya darah yang kurang dari sehari tidak perlu diperhatikan
dan inilah pendapat yang shahih, insyaa Allah. Alasannya adalah bahwa dalam
keadaan keluarnya darah yang terputus-putus (sekali keluar dan sekali tidak)
bila diwajibkan bagi wanita pada setiap saat terhenti keluarnya darah untuk
mandi, tentu hal ini akan menyulitkan, padahal Allah berfirman, yang artinya:
"Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. "(Qs. Al-Hajj: 78)
Atas dasar ini, berhentinya darah yang kurang dari
sehari bukan merupakan keadaan suci kecuali jika si wanita mendapatkan bukti
yang menunjukkan bahwa dia suci. Misalnya, berhentinya darah tersebut terjadi
pada akhir masa kebiasaan atau melihat lendir putih. " "Sehari"
yang dimaksud pada penjelasan diatas adalah dua belas jam.
Adapun contoh kasus dalam masalah ini adalah:
Seorang wanita biasanya haid selama enam hingga
tujuh hari setiap bulan. Pada hari ke-5 biasanya darah hanya akan keluar
sedikit seperti noktah seukuran uang logam (berbekas pada pakaian dalamnya).
Pada malam hari (saat aktivitas sedikit) darah tidak keluar. Pada hari ke-6
darah akan tetap keluar namun sangat sedikit. Dalam kasus ini, wanita tersebut
belum dianggap suci pada malam di hari ke-5 karena menurut kebiasaan haidnya,
pada hari-hari akhir haid darah hanya akan keluar pada pagi hingga sore hari
(yaitu di saat dia banyak melakukan aktivitas). Kemudian pada pagi di hari ke-7
dia melakukan banyak aktivitas tetapi darah haid tidak lagi keluar sama sekali
dan telah keluar pula lendir putih yang biasanya memang muncul jika masa
haidnya telah selesai. Pada hari ke-7 itulah, wanita tersebut telah suci dari
haid. Jika seorang wanita menemukan dirinya sudah suci dari haid, pada saat
tersebut seorang wanita muslimah diwajibkan untuk segera mandi dan mengerjakan
sholat jika telah masuk waktu sholat. Hal ini sekaligus merupakan nasehat agar
para wanita tidak bermudah-mudah untuk meninggalkan sholat padahal dia telah
suci, dengan alasan bahwa mereka belum mandi.
Doa Agar Tidak Terlilit Utang
Demi Allah, yang jiwaku
berada di tangan-Nya. Seandainya ada seseorang yang terbunuh di jalan Allah,
lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), lalu dia
dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), sementara dia
masih memiliki utang, dia tidak masuk surga sampai utangnya dilunasi.'"
(H.R. An-Nasa'i dan Ahmad; dinilai hasan oleh Al-Albani)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ما من أحد يدان دينا يعلم الله أنه يريد قضاءه إلا أداه
الله عنه في الدنيا
"Tidaklah ada orang yang berutang, dan Allah
mengetahui bahwa ia berniat melunasi utangnya, melainkan Allah akan melunasinya
di dunia."
(H.R. An-Nasa'i dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh
Al-Albani)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa
memohon perlindungan agar tidak terlilit utang. Di antara doa beliau,
اللَّهُمَّ إِنّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأثَمِ وَالـمَـغْــرَمِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan
dosa dan lilitan utang.”
Seorang sahabat bertanya, "Mengapa Anda, wahai
Rasulullah, sering memohon perlindungan dari lilitan utang (dengan membaca doa
di atas)?"
Beliau menjawab,
إن الرجل إذا غرم حدث فكذب ووعد فأخلف
“Sesungguhnya, apabila seseorang terlilit utang,
jika dia berbicara maka dia berdusta dan jika dia berjanji maka dia ingkari.”
(H.R. Bukhari, no. 798)